Oleh Prof Dr H Nasaruddin Umar
Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater dan sekaligus
neurology berkebangsaan Austria, menemukan sesuatu yang menakjubkan
terhadap wudlu. Ia mengemukakan bahwa pusat-pusat syaraf yang paling
peka yaitu sebelah dahi, tangan, dan kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut
sangat sensitif terhadap air segar. Dari sini ia menghubungkan hikmah
wudlu yang membasuh pusat-pusat syaraf tersebut. Ia bahkan
merekomendasikan agar wudlu bukan hanya milik dan kebiasaan umat
Islam, tetapi untuk umat manusia secara keseluruhan.
Dengan senantiasa membasuh air segar pada pusat-pusat syaraf tersebut,
maka berarti orang akan memelihara kesehatan dan keselarasan pusat
sarafnya. Pada akhirnya Leopold memeluk agama Islam dan mengganti nama
menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels.
Ulama Fikih juga menjelaskan hikmah wudlu sebagai bagian dari upaya
untuk memelihara kebersihan fisik dan rohani. Daerah yang dibasuh
dalam air wudlu, seperti tangan, daerah muka termasuk mulut, dan kaki
memang paling banyak bersentuhan dengan benda-benda asing termasuk
kotoran. Karena itu, wajar kalau daerah itu yang harus dibasuh.
Ulama tasawuf menjelaskan hikmah wudlu dengan menjelaskan bahwa
daerah-daerah yang dibasuh air wudlu memang daerah yang paling sering
berdosa. Kita tidak tahu apa yang pernah diraba, dipegang, dan
dilakukan tangan kita. Banyak pancaindera tersimpul di bagian muka.
Berapa orang yang jadi korban setiap hari dari mulut kita, berapa kali
berbohong, memaki, dan membicarakan aib orang lain. Apa saja yang
dimakan dan diminum. Apa saja yang baru diintip mata ini, apa yang
didengar oleh kuping ini, dan apa saja yang baru dicium hidung ini? Ke
mana saja kaki ini gentayangan setiap hari? Tegasnya, anggota badan
yang dibasuh dalam wudlu ialah daerah yang paling riskan untuk
melakukan dosa.
Organ tubuh yang menjadi anggota wudlu disebutkan dalam QS al-Maidah
[5]:6, adalah wajah, tangan sampai siku, dan kaki sampai mata kaki.
Dalam hadis riwayat Muslim juga dijelaskan bahwa, air wudlu mampu
mengalirkan dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh mata, penciuman,
pendengaran, tangan, dan kakinya, sehingga yang bersangkutan bersih
dari dosa.
Kalangan ulama melarang mengeringkan air wudlu dengan kain karena
dalam redaksi hadis itu dikatakan bahwa proses pembersihan itu sampai
tetesan terakhir dari air wudlu itu (ma'a akhir qathr al-ma').
Wudlu dalam Islam masuk di dalam Bab al-Thaharah (penyucian rohani),
seperti halnya tayammum, syarth, dan mandi junub. Tidak disebutkan Bab
al-Nadhafah (pembersihan secara fisik). Rasulullah SAW selalu berusaha
mempertahankan keabsahan wudlunya.
Yang paling penting dari wudlu ialah kekuatan simboliknya, yakni
memberikan rasa percaya diri sebagai orang yang 'bersih' dan
sewaktu-waktu dapat menjalankan ketaatannya kepada Tuhan, seperti
mendirikan shalat, menyentuh atau membaca mushaf Alquran. Wudlu
sendiri akan memproteksi diri untuk menghindari apa yang secara
spiritual merusak citra wudlu. Dosa dan kemaksiatan berkontradiksi
dengan wudlu.
Red: irf
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/05/13/115531-
manfaat-wudhu
------------------------------------
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar